Minggu, 04 November 2012

Cerpen: Berlari Bersamaku


Sebelumnya maaf, karena tulisannya agak berantakan dan tidak rapih :) Terimakasih

BERLARI BERSAMAKU

 Sabrina adalah seorang siswa yang memiliki tubuh yang sangat kecil. Dibandingkan dengan teman yang lainnya, besar badannya hanya setengah dari besar badan temannya-temannya. Ia tidak memiliki kelainan, tapi ini mungkin adalah anugrah Tuhan untuk memberinya tubuh yang kecil agar selalu tetap imut dan lucu.

Sabrina memiliki sahabat bernama Rere, dia  terobsesi dengan para komikus jepang yang berhasil menghasilkan komik karyanya yang baik. Sehingga ia bercita-cita ingin menjadi seorang komikus. Lainnya halnya dengan Sabrina dia sudah terlihat dari kecil tidak memiliki masa depan lantaran disetiap ulangan dia selalu mendapatkan nila do re mi alias 1, 2, dan 3. tidak bisa dibayangkan.

Tetapi disekolahnya, para teman Sabrina tidak pernah memandang kebodohan dan kepintaran untuk berteman. mereka memiliki sikap kebersamaan tanpa memandang kekurangan atau kelebihan, jadi.. mau sabrina pintar atau bodoh, itu tidak masalah.

Sabrina dikenal dengan orang yang periang dan ramah, makannya teman-temannya banyak. Tetapi teman yang sering bersamanya untuk berpergian dan belajar kelompok ialah Rere, Riko, Riska, Romi (Nama depannya R semua ._.v) “dimana ada Sabrina, pasti ada mereka.” Riska dan Romi sedang menjalin hubungan cinta *cieee...*

Selain temannya, Sabrina juga memiliki keluarga yang sangat menyenangkan dan sangat ia sayangi. Sabrina memiliki seorang adik bernama Simon. Sifat Simon dan Sabrina sangat bertolak belakang, Simon lebih memiliki sikap mandiri daripada Sabrina, ia dapat mengatur waktu yang mana untuk bermain dan untuk belajar.

Disekolah...

“Anak-anak, kali ini bapak  akan mengadakan lomba lari antar kelompok sepekan lagi, satu kelompok terdapat 2 orang. ” Kata Pak Warno guru olahraga mereka.

“Pertama, kalian berlali bersama, lalu kalian bergandengan tangan , tahap ketiga salah satu dari kalian menggendong teman sekelompok untuk menuju ke finis. Kita undi.. dari duduk yang paling depan.. Mia maju, pilih salah satu kertas disini untuk menjadi pasanganmu” lanjut Pak guru.

Mia mengambil salah satu kertas yang sudah disediakan didalam tabung, lalu dia mengambil dan membukanya..

“Semoga aku berpasangan dengan Riko.” Dalam hati Mia

Mia sejak awal bertemu dengan Riko, ia sangat menyukainya. Entah apa yang membuat Mia sangat menyukainya. Tetapi dilain hal, disekolah Riko dikenal dekat dengan Sabrnia namun mereka tidak memiliki hubungan istimewa,mereka lebih mengarah keakrabannya seperti kaka dan adik. Adiknya Sabrina, Kakaknya Riko *dilihat dari psotur tubuh.*

Tetapi, sebenarnya Sabrina juga memiliki perasaan suka terhadap Riko, tapi.. dia sadar, dia maih anak kecil yang masih belum tahu apa-apa tentang pacaran. begitu juga sebaliknya dengan Riko. Jadi intinya sama-sama suka, sama-sama malu untuk mengungkapkan perasaa. *haha*

“Riko... aku berpasangan denga Riko?? Yes..yes..yes...” Ujar Mia dengan nada yang pelan dan sangat senang.

“Wah beruntungnya si Mia, dia berpasangan dengan Riko, orang yang dia suka.” Kata salah satu teman sekelasnya.

“Sekarang gantian kamu Sabrina, ambil salah satu kertas disini.” ujar Pak guru

Sabrina sangat tidak senang dengan adanya perlombaan ini, lantaran dia menyadari bahwa postur tubuhnya yang pendek akan membuat teman kelompoknya kesusahan.. Denga kesal hati.. sabrina berjalan menujun depan kelas dan mengambil kertas...

“Romi.. aku berpasangan dengan Romi.” Dengan nada rendah dan raut wajah cemberut.

“Aku tidak berpasangan dengan Romi.. :’( ” Kata Riska dengan sedih

“Lanjut...”

“Aku berpasangan dengan Rere.” Ujar Riska.

Beberapa menit kemudian..

“Nah anak-anak, kalian semua sudah mendapatkan pasangan.. selamat berlatih, sampai jumpa minggu depan.. Selamat Siang..” Pesan Pak Guru untuk meninggalkan kelas.
   
            
 ”Siang pak...” 
                  
“Sabrina kita pulang bareng...” Kata Rere
                 
“Aku ikut...” Riska
                 
“Aku juga ikut.. Hai Riska J” Romi
                 
“nanti sore kita latihan di lapangan sekolah” Kata Riko dengan nada datar
              
 “Iya, aku akan berusaha untuk menang nanti.. ya kan Romi?” Kata Sabrina dengan penuh semangat.
                 
“Iya” Romi
                
 “Dengan postur tubuhmu yang pendek mana mungkin kau dan Romi bisa menang.. itu mustahil” 

Kata Riko mengejek Sabrina
                
 “Hei jangan mengejekku seperti itu, tau akibatnya jika aku benar-benar menjadi pemenang...” 
Sabrina kesal
                
 “Itu tidak mungkin..” Riko memancing amarah Sabrina
                 
“Uhhh... Rikooooo.... Kuhajar kau!!!!” Sabrina Marah

Sabrina dan Riko melakukan kejar-kejaran, sedangkan teman-teman mereka tertawa melihat ulah
mereka seperti anak kecil.
    
            “Mereka memang sangat serasi ya..” Kata Riska

                “Iya  seperti kau dan aku Riska.. serasi..” Puji Romi

                “Apasih Romi... ” Riska dengan malu

                “Hei kau, jangan berpacaran didepanku!” Rere emosi

Sore hari.. dilapangan sekolah...

                “Ayo kita latihan sekarang” Kata Riko terhadap Mia

                “aa.. iya..” Mia menjawab dengan tersipu malu.

                “Pertama kita haru berlari bersama..” Riko

Riko berlari bersama dengan Mia..

                “Lalu aku akan menggendongmu” Lanjut Riko

                “Haa.... mmm..” Mia dengan jatung yang deg deg kan..

Mia sangat senang bisa digendong oleh Riko, dia merasa deg deg kan. Tetapi ketika itu Riko terjatuh saat menggendong Mia.. Bruugg....

                “Ah.. maaf Mia..” Ujar Riko meminta maaf

                “Wah.. mereka so sweet sekali terjatuh bertatapan wajah..” Ujar teman-temannya yang melihat kejadian itu.

Ketika itu, Sabrina sedang membenarkan tali sepatu, lalu dia menengok ke belakang melihat
kejadian itu..

                “Riko....” Sabrina dengan suara yang sangat kecil
Sabrina terlihat merasa sangat sedih saat melihat Riko dan Mia bertatapan Wajah dengan Riko.. Ada
perasaan cemburu di hati Sabrina..

                “aaa.. Tidak apa-apa, aku yang minta maaf. mungkin badanku terlalu berat jadi kau tidak kuat untuk mengangkatnya jadi  kau terjatuh” Ungkap Mia dengan perasaan sedih..
Disatu tempat.. satu waktu.. Romi dan Sabrina juga melakukan latihan berlari

                “Ayo, kita latihan..” Ujar Romi

                “Iya...” Sabrina

Setelah beberapa jam kemudian, latihan pun selesai.. anak-anak pulang kerumah...
Mia yang merasa tidak enak kepada Riko atas kejadian tadi, dia berfikir untuk diet.

“Apakah badanku sangat berat? jadi Riko tidak bisa mengangkatku? Bagaimana agar aku lebih ringan? Mungkin dengan aku diet badanku akan menjadi lebih ringan. Baiklah, hari ini aku akan mulai diet.”

Keesokan Harinya...

“Mia, kau terlihat pucat sekali, kau kenapa?” Salah satu teman Mia

“Hm.. tidak apa-apa aku hanya ingin diet agar berat badanku lebih ringan. Jadi Riko akan lebih mudah mengangkatku.” Kata Mia dengan penuh semangat


HARI DI ADAKANNYA PERLOMBAAN TELAH TIBA...

“Aduuh.. perut ku sakit sekali >,< ” Ujar Mia sambil memegang perutnya kesakitan

“Kau baik-baik saja?” Tanya Riko

“Sepertinya aku tidak bisa mengikuti lomba lari ini.. perutku sakit sekali. Maafkan aku Riko” 
Ujar Mia dengan menyesal.

“Bawa Mia ke UKS.” perintah pak guru

                “lalu aku berpasangan dengan siapa?” Tanya Riko

Tiba-tiba mendadak setelah Mia di bawa ke UKS, Romi pasangan dari Sabrina bilang kalau dia sakit. Romi sebenarnya tidak sakit hanya sengaja agar Riko dan Sabrina berlari berpasangan.

                “Pak.. saya juga izin.. saya pusing pak..” Kata Romi

                “Ah... Palingan Romi pura-pura sakit supaya Sabrina dan Riko larinya berpasangan. 
Biasalah dia kan suka begitu.” Ujar pacar Romi.

“Aku..aku.. lalu aku berpasangan dengan siapa?” Kata Sabrina kebingungan

“Karena pasangan kalian semuanya mendadak sakit,  kau Sabrina berpasangan dengan Riko . Saya juga tidak tahu mengapa terjadi hal mendadak seperti ini. ” Kata pak guru olahraga mereka, Pak Warno.

“Hah.. lagi-lagi aku bersamanya,” Sabrina

“Kenapa? kau tak suka?” Riko

“Iya aku tidak suka! puas??” Sabrina

“Terus gue harus ke pucuk daun teh sambil bilang PUCUK..PUCUK.. gitu?” Canda si Riko

“Ih.. ngeselin banget jadi orang.” Sabrina dengan kesal

“Juts Kidding, lupakanlah!” Kata Riko

Bebarapa menit sebelum perlombaan dimulai..

“Aduuh.. deg deg kan nih.. takut kalah..” Kata Sabrina

“Aku sih biasa saja, aku kan tinggi jadi larinya bisa cepat. Emang kamu,, pendek!” Ejek si 
Riko

“Uhh.. jangan mengejekku terus...” Sabrina sambil memukul badan Riko

“Ehh.. sakit tau, emang ngga sakit apa dipukul. Tenang, kita pasti menang.. lihat saja nanti J” 
Kata Riko sambil mengelus kepala Sabrina.

“Duuuh.. kenapa aku mendadak jadi gemetar??? deg deg kan lagi.. ” Fikir Sabrina dalam hatinya

“Haaahh.. lupakan! lupakan!” Lanjut Sabrina menggeleng-gelengkan kelapanya sambil teriak.

“Anak aneh..” Kata Riko dengan nada perlahan

Pertandingan sudah dimulai.. Riko, Sabrina, Rara, Riska, dan teman-teman saingan lainnya sudah mulai untuk berlari.. Sabrina dan Riko berlari dengan lancar. Seluruh energi dikeluarkan oleh Sabrina untuk memenangkan  lomba lari tersebut. Namun.. hal yang tidak digua-duga, Disaat tahap terkhir menuju finis, tiba-tiba Sabrina terjatuh. Brruuukkk...

                “Au.. sakit.” Kata Sabrina kesakitan

Riko tidak tahu kalau Sabrina terjatuh. Dia ters saja berlalri. Namun ia baru menyadari Bahwa Sabrina terjatuh. Lalu Riko kembali menghampiri Sabrina..

                “Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?” Tanya Riko panik

“Tidak apa-apa.. hanya lecet sedikit,, sepertinya kita tidak akan menang.. maafkan aku.. “ Sabrina menyesal.

“Kita jangan menyerah dulu, ayo kau ku gandong.. kita ke tahap ketiga untuk menuju Finis!”

Riko lalu menggendong Sabrina. Mengejar ketinggalan, Riko berlari sangat cepat seperti kereta api di Jepang yang memiliki kecepatan tercepat di Dunia. Penuh dengan semangat dan keyakinan, Riko akhirnya berhasil menembus garis Finis dengan urutan Pertama.

                “Yee... kita menang..  Toos dulu dong..” Ujar Riko dengan Perasaan senang

                “Iya, maafkan aku tadi membuatmu repot.” Sabrina

“Tidak.. bahkan kamu sengat membantu. dengan postur tubuhmu yang pendek dan ringan bisa membuatku mengejar ketinggalan dan akhirnya menang. Ternyata kekuranganmu bisa dimanfaatkan juga. Aku baru menyadarinya, maafkan aku ya jika aku sering mengejekmu.”

“Lupakan.. aku anggap itu hanya lelucon saja.. haha.. :D” Sabrina

“Oh iya, lecet di tubuhmu tidak apa-apa kan? tidak ada masalah serius?” Tanya Riko

“Oh.. iya, ini hanya luka kecil saja. tidak usah dipikirkan” Jelas Sabrina

“Hadirin sekalian, mari kita sambut pemenang lomba lari berpasangan tahun 2012.. Riko dan Sabrina..” Pembawa Acara

“Yeeee... Selamat Sabrina dan Riko...”  Sambutan dari teman-teman Riko dan Sabrina

“Mereka memang pasangan yang sangar cocok ya,”

“Iya, kenapa mereka tidak pacaran saja ya?”

“Keluarganya melarang Sabrina untuk pacaran, begitu sebalikknya dengan Riko.”

“Haduuh.. mereka berdua memang anak yang patuh dengan orangtuanya.”

Begitu banyak perbincangan yang dibincangkan oleh teman-temannya tentang Riko dan Sabrina.

                “Sampai jumpa di pertandingan berikutnya di tahun 2013...” Bergitu acara penutupan.

Keesokan harinya sepulang sekolah.. Sabrina dan Riko mentraktir teman-teman dekatnya atas kemenangan mereka berdua.

                “Senangnya kita bisa di Traktir oleh Riko dan Sabrina... haha :D” Ujar Riska

“Mentraktir kita jangan pada saat menang saja, setiap hari kalau bisa mah kalian traktir kita” Ujar Romi

                “Huu.. itumah hanya maunya kamu saja di traktir makanan Gratis.” Ujar Riko

                “Haahaahaahaa...” 
TAMAT

*Cerita ini diambil dari Buku Komik “Hai Miiko” tapi tidak sama persis loha ya..  Hahaha..

Diah Ayuningtias,
Bogor, 03 November 2012
pukul 23:10 WIB


0 komentar:

Posting Komentar