Jika kalian berharap tulisan ini berisi tentang pengalamanku selama pengembaraan SPECTRA 5, berhentilah membaca sampai disini. Karena semua rasaku tentang SPECTRA 5 sudah dituliskan dengan apik oleh kawan-kawan hebatku. Di tulisan ini, izinkan aku menyampaikan sebuah keresahan, ketakutan dan kekhawatiran terhadap diriku sendiri.
Ah, memang sungguh aku penakut sekali. Wujudnya saja yg terlihat gagah berani.
Di hari terakhir, saat orasi siang itu, tangisku pecah. Karena sebuah cita-cita dan amanah besar menyandang status sebagai seorang alumni SPECTRA. Karena selain pengalaman yang dijadikan sebagai hikmah, maka ilmu yang didapat juga harus diimplementasikan, dibagikan, dan dikembangkan. Aku sangat takut, karena merasa diri ini masih sangat sedikit ilmu, rendah dalam aspek spiritual, dan aspek lainnya. Takut bahwa aku tidak mampu menjalankan amanah besar ini. Bahkan saat di akhir acara aku bertanya, "ini aku beneran alumni spectra?" seakan tidak percaya.
Kembali diam, mengamati, dan merenung. Aku memandang bahwa apa yg telah kudapatkan di SPECTRA.. Semua itu adalah ujian, apa yang telah ku capai dan apa yg telah ku dapatkan itu adalah ujian dari Allah. Pertanyaanya, apakah aku sudah benar-benar siap mendapatkan level ujian yg lebih tinggi itu?
Ujian Allah itu halus sekali, tidak selalu dalam bentuk 'penyiksaan' terhadap diri dan hati, bisa jadi kebahagiaan yg kita dapatkan adalah ujian. Termasuk kebahagiaan kita sebagai alumni SPECTRA, yang penuh akan lelahnya perjuangan. Kemudian akan banyak orang yg merasa iri, sedih, karena tidak berada di dalam posisi kita sekarang. Yang bahayanya lagi, kita terlalu asyik mempublikasikan kebahagiaan saja, atas perjuangan dan pengorbanan kita selama mengikuti pelatihan. Menerima pujian dari berbagai hal, tapi ilmu yang didapat tidak diterapkan apalagi di bagikan.
Semoga kita bukan termasuk orang yang seperti itu. Semoga kita mampu memahami, bahwa nikmat yg telah Allah berikan kepada kita, bisa jadi itu juga sebagai ujian terhadap diri kita. Lebih peka dan sedikit berhati-hatilah. Berhati-hatilah terhadap pujian, berhati-hatilah terhadap lisan. Maafkan diri ini, jika selama pelaksanaan SPECTRA banyak sekali menyinggung hati dan perasaan teman-teman.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti apalagi menggurui, karena sesungguhnya pesan ini ditujukan untuk diri saya sendiri yang tergerak hatinya untuk berbagi, hehe.. Maafkan juga, aku tidak berani menandai teman-teman dalam postingan ini karena sungguh aku merasa malu, jadi biarkan orang-orang yang memang membaca sampai tuntas yang akan memahami. Tapi, dengan tulisanku yang sepertu ini, itu bukan berarti aku tidak bahagia, justru aku sangat bahagia.
Aku sering teringat akan perkataan seseorang yang mengatakan "bahagia secukupnya saja. Karena bisa jadi saat kamu bahagia, ada orang lain juga menginginkan kebahagiaan itu tetapi mereka tidak bisa mendapatkan itu".
Keep calm and humble guys!! Semoga Allah meridhai setiap jalan yang kita pilih, semoga Allah senantiasa melancarkan, melindungi dan membimbing kita menuju ke jalan yang benar.
Allahumma aamiin..
dari saudarimu, Diah.
0 komentar:
Posting Komentar