Minggu, 26 Juli 2015

Proses dalam proposal hidupku


Assalamu’alaikum wr.wb

Tulisan ini sebenarnya sudah dibuat dari bulan Maret kemarin, tapi baru di share sekarang.
Cause I'm forget to share for you guys.. hehe Sorry

So, let's reading :D

Hai guys, apa kabar kalian semua ? Semoga selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT. Aamiin..

Sebenernya udah banyak ide-ide  yang ingin saya curahkan kedalam sebuah tulisan, Tetapi… (Yah.. Tapi lagi) tangan ini yang masih belum sempat menerima sentuhan lembut dari keyboard laptop. Karena tangan halus nan kasar ini, lebih disibukkan untuk menulis tugas Fisika :’( halah… Skip skip skip..

Kali ini saya mau Life Story nih, biasa  Diah mah demennya cerita tentang pengalaman pribadinya sendiri, bukan pengalaman pribadi orang lain. Role Model bro, saya selalu mengingat itu. So, disini saya akan mengatakan apa yang telah saya lakukan.

Bro..bro.. pernah denger quotes ini ngga?

“Bergeraklah, karena sesungguhnya dalam pergrakan itu berhenti dia berkhianat, setengah-setengah ia akan mati.”

Kurang lebih seperti itu quotes nya (agak-agak lupa). Quotes itu, saya dapet dari Official twitter anak FTUI. Keren kan follow nya orang-orang kuliahan semua B)

Dari quotes ini bisa diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai suatu cita-cita, harapan atau impian, kita membutuhkan suatu pergerakan. Bergerak! Ngga diem. Kalau punya cita-cita tapi diem terus ngga ada usaha, mendingan masuk kamar( tidur ( terus mimpi deh tuh jadi orang sukses. Udah.. Sukses hanya dalam mimpi.

Terus gimana sama orang-orang yang mau bergerak? Tentu beda. Dia akan mewujudkan cita-citanya secara nyata ngga cuman dalam mimpi doang. Dia melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Terus bergerak, karena dia tahu kalau dia berhenti dia akan kalah.

Ini bahas apaan si?? Ngga nyambung pisan sama judulnya euy..
Eits.. tenang, tenang, ini udah mulai nyambung kok. Hehe..

Pergerakan itulah yang saya alami sekarang wahai sahabat. Jika aku diam dan hanya berfikir ‘masa bodo’ mungkin saya tidak akan bisa seperti ini. Semua berawal dari pergerakan, mulai bergerak dari pola pikir, cara mencapai hingga perjalanan menggapai impian itulah sedikit demi sedikit akan tercapai, aamiin. Dan inilah proses..

Setelah saya BERGERAK untuk mengikuti YTA, saya terus bergerak. Mengembangkan skill Publick Speaking saya, hingga pada akhirnya Alhamdulillah saya dipercaya sebagai Master of Ceremony di 1st Anniversary-nya YTA. Tau kan Master of Ceremony itu? Iya MC. Di jabarin artinya biar keliatan keren. Ahaha…

Sudah mencapai puncak? Beloooom… ini baru awal. Dan awal pergerakan itulah yang akan membawa seperti apa saya nanti.

Guys.. nangkep ngga dari pemaparan saya tadi? Intinya, jika sahabat ingin menulis ‘Proposal Hidup’ mulailah dengan suatu PERGERAKAN.

Jangan mau doang tapi bergerak. Jika sudah mulai bergerak, nikmatilah proses dalam proposal hidup sahabat semua. Lakukan semaksimal mungkin jika proposal hidup sahabat ingin terlihat menarik dan diterima oleh Sang Maha Pencipta dan seluruh dunia.

Mohon maaf apabila sahabat merasa tulisan ini kesannya menggurui, tapi ngga ada niatan kok. Hehe..

Kita sama-sama belajar dan saling mengingatkan yaaa ^_^

Dan mohon maafm tulisan Diah tidak se-puitis tulisan inspirasi lainnya. Tulisannya lebih ke bahasa non formal. Suka kebingungan kalo harus nulis dengan tulisan formal, idenya jadi hilang semua. Hehe…


Bogor, Maret 2015

Diah Ayuningtias
#PartOfLTMI #AlumniYTA 

Hikmah kehilangan part 2


.
Bismillahirrahmanirrahim...
Izinkan saya sedikit berbagi atau sharing tentang kehilangan.. *asik* 😅😅
.
Pernah mengalamin kehilangan? Sederhananya, seperti kehilangan ponsel, kehilangan sejumlah uang, kehilangan barang-barang berharga lainnya? Atau bahkan kehilangan diri?
Naudzubillahi mindzalik.. jangan sampai kita kehilangan barang-barang ya kita miliki ya sahabat.
.
.
Tetapi faktanya, terkadang banyak sekali orang-orang yang merasa sedih  berkelanjutan, kecewa berat, dan bahkan marah kepada sang pemberi masalah karena diberi masalah seperti ini.
.
.
Wahai sahabat, janganlah merasa bersedih ketika apa yang kita miliki hilang. Jangan sampai kita menyalahkan Dia yang telah mengambil barang yang kita miliki.
Ingatlah, di dunia ini hanya sementara dan.. samua benda yang kita miliki akan kembali padanya.
.
.
Kenapa kita harus bersedih terus-terusan hanya karena kehilangan ponsel? Hayoo ada apa di dalam ponselnya?
Ada nomor teman sekolah?
Ada nomor teman organisasi?
Ada nomor orang-orang penting?
Atau ada foto dan video yang merupakan satu-satunya kenangan?.
.
.
Janganlah bersedih, percayalah bahwa Allah akan menggantikannya yang lebih baik.
.
Jika kita belum bisa menerima untuk kehilangan barang yang kita miliki, lantas bagaimana dengan orang-orang yang kita cintai yang sudah PASTI akan pergi meninggalkan dunia ini?
Sudah siapkah?
Sudah bisa menerima?
.
.
Sahabat, barang-barang yang tidak hidup itu masih bisa kita miliki dengan mencari yang lain.
Tetapi yang hidup apabila sudah.mati tidak akan bisa kembali hidup lagi.
.
.

So, ketika kehilangan janganlah terus menerus bersedih dan merenung. Percayakan bahwa Allah akan menggantikan yang lebih baik.
.
.
Terkadang kita lupa bahwa tidak seharusnya merenungkan sesuatu yang dapat menganggu ke khusyukan kita kepada Sang Pencipta.

Kamis, 16 Juli 2015

LUNAS

Repost dari blog saya yang satunya,
Semoga bermanfaat ^_^


Assalamu’alaikum sahabat circle, apa kabar?
Semoga selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
Pada tulisan kali ini, izinkan saya sedikit menceritakan sebuah kisah, yang mungkin sudah terlalu sering kita mendengarnya. Namun, tujuan saya disini ingin mengingatkan kepada sahabat bahwa kita harus menghormati kedua orangtua kita terutama kepada ibu.
Suatu sore seorang anak kecil menghampiri ibunya didapur yang sedang menyiapkan makan malam. Kemudian anak itu menyerahkan selembar kertas yang tlah ditulisi sebelumnya. Setelah membersihkan tangan, si ibu membaca tulisan di kertas tersebut, yang isinya adalah :
Untuk memotong rumput: $5.00
Untuk membersihkan kamar dalam seminggu: $1.00
Untuk mnemanimu berbelanja: $50
Untuk menemani adik ketika ibu berbelanja: $25
Membuang sampah: $1.00
Untuk mendapatkan kartu keterangan baik: $5.00
Untuk membersihkan dan menyapu halaman: $2.00
Total hutang: $14.75
Dengan baik hati sang ibu memandanginya yang sedang berdiri berjauhan dan dia dapat melihat ibunya tengah mengingat-ingat sesuatu. Kemudian ibunya mengambil pena, lalu membalik kertas tulisannya dan inilah yang ibu tulis:
Untuk Sembilan bulan aku mengandung disaat kamu tumbuh didalam perutku : gratis
Untuk sepanjang malam dimana aku selalu terjaga denganmu, mengobatimu, dan berdoa untukmu: gratis
Untuk semua waktu yang melelahkan dan seluruh air mata yang tertumpah dikarenakan olehmu sepanjang tahun: gratis
Untuk semua malam yang ku lalui dengan ktakutan dan kekhawatiranku atas semua hal yang kuketahui (atasmu): gratis
Untuk semua mainan, makanan, pakaian, dan bahkan untuk menyeka hidungmu: gratis
Ketika kamu menjumlahnya, maka harga dari cintaku adalah : GRATIS
Ketika anak itu selesai membaca apa yang telah ditulis ibunya, air matanya mentes ke pipi. Lalu dia memandang ke wajah ibunya dan berkata “Ibu, sungguh aku mencintaimu.” Lalu kemudian dia mengambil pena dan menulis diatas kertas yang lebar. “LUNAS”
Sahabat cirle, dari cerita diatas mungkin kita pernah merasa bahwa apa yang kita lakukan kepada ibu sudah lebih daripada cukup. Membelikan rumah, membiayai ibu untuk brangkat haji, memberikan kebahagian kepadanya atas prestasi yang kita dapat. Sampai suatu ketika, kita kembali mminta imbalan yang telah kita berikan kpada ibu. Pernah?
Ketahuilah sabahat, dari mulai ketika ibu mendapat kabar bahwa dia telah mengandung kita, mengalami mual-mual, ngidam, sakit pinggang, mulai lemas, badan menjadi lebih besar, dan harus berjuang mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan sebuah kehidupan yang baru untuk anaknya, menahan sakit yang sangat mendalam.
Dari Abu Hurairah Z berkata: “Datang seseorang kepada Rasulullah SAW lalu berkata: ‘wahai rasulullah, siapakah yang paling berhak aku temani?” Rasulullah menjawab: “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kmudian (keluargamu) yang paling dekat dan yang paling dekat.”
Maka dari itu sahabat, janganlah kita menyombongkan diri dan durhaka di hadapan kedua orangtua kita. Allah telah memerintahkan kita untuk berterimakasih kepada ibu dan bapak.
Semoga bermanfaat
Referensi :
Hati yang paling indah, 100 Inspirasi bijak & menggugah.2005

Ibu aku ingin sekolah di pesantren




Ini ceritaku dua tahun yang lalu, dimana pada saat itu aku baru saja menerima kelulusan tingkat SMP untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas. Nilai ujianku tidak terlampau tinggi dan tidak juga rendah. 34,10 dengan jumlah 4 mata pelajaran. Ya.. bisa dibilang cukup baik dapat rata-rata 8,525.

Saat itu aku dengan keluargaku melakukan sebuah perjalanan menuju kampung halaman di kota Madiun. Dan untuk sampai di kota itu, kamu melewati kota Ngawi. Dan tahukah kalian, disana ada sebuah pesantren yang namanya sudah dikenal banyak orang. Pesantren yang memunculkan para generasi islami di masa depan, aamiin insyaAllah.

Saat melewatinya entah kenapa hati ini rasanya ingin sekali belajar disana. Merasakan bagaimana menjadi seorang santriwati, mendalami ilmu agama, bertemu dengan orang-orang dari penjuru kota di Indonesia, belajar disiplin dalam waktu, dan sebagainya.

Dan saat itu pula aku merasa, bahwa sudah banyak teman-temanku yang mengemban ilmu di pesantren, saat itu aku membayangkan teman-temanku yang telah merubah sikapnya menjadi lebih baik. Akupun juga ingin seperti mereka yang telah berubah menjadi manusia yang lebih baik.

Dan pada saat itu juga aku mengatakan pada ibu bahwa aku menginginkan sekolah di pesantren. Namun apa daya, ibu masih belum merestui diriku untuk sekolah di pesantren. Beliau menginginkan aku bersekolah di Jakarta, melanjutkan di SMA Negri Jakarta. Dan.. Aku berusaha menerima itu.

Tetapi aku menerima hikmah dari semua ini. Disaat aku menginginkan sesuatu namun Allah tidak mengizinkannya, Allah telah memberikan rencana lain yang tidak jauh lebih daripada yang ku inginkan. 

Seleksi untuk masuk ke SMAN di Jakarta sangat sulit dan para pesaing yang banyak dengan nilai.yang lebih tinggi daripada aku, pada saat itu pula teman-temanku yang tinggal satu komplek denganku sedikit yang diterima di SMAN Jakarta, karena nilai yang kurang.

Alhamdulillah dengan nilai 8,525 aku bisa masuk SMAN di jakarta sekarang, dan sekolahku saat ini menurutku adalah sekolah yang mengutamakan keimanan siswa.

Alhamdulillah.. Aku sangat bersyukur karena sesungguhnya Allah-lah sebaik-baiknya perencana.

Selasa, 14 Juli 2015

Pertemuan



Hahaha...
Rasanya ingin sekali aku tertawa saat pertama kali aku bertemu denganmu.
Suatu pertemuan yang tidak pernah ku duga sebelumnya.
Sebuah pertemuan yang berujung pada kerinduan.

Saat itu aku hanya mengenal namamu saja, wujudnya tidak.
Aku hanya mendengar dari orang-orang tentang dirimu.
entah mengapa, mendengarkan cerita tentangmu
Aku telah mengagumimu.
mengagumi sebelum tahu seperti apa wujudmu
Seperti apa sikapmu, namun entah mengapa,
Aku telah mengagumi sebelum aku bertemu denganmu.


Pertemuan itu, saat pertama kali aku melihatmu
Aku tidak mengenalimu, kau pasti juga tidak mengenalku.
Tetapi, saat aku tak sengaja memperhatikanmu, entah mengapa sepeti aku telah menemukan sebuah jawaban.
Jawaban apa aku pun tak tahu.
Aku melihat wajahmu,
Cerah..
Kau terlihat seperti seorang lelaki yang baik dan lembut.
Aku bisa mengetahui itu saat aku mendengarkan suaramu saat kau menginginkan sesuatu pada sang pemilik toko.

Saat pertemuan itu, aku melakukan suatu hal yang tidak sengaja, sedikit memalukan-_-
Sehingga aku telah menarik perhatian orang dan juga dirimu.
Kau melihatku, namun aku tahu kau belum mengenalku, begitu pula denganku.

Hingga pertemuan pertama itu diakhiri saat aku dan dirimu sudah menyelesaikan kepentingan di toko itu.


Dan tanpa ku sangka, di pertemuan selanjutnya
Kau memperkenalkan dirimu dihadapan teman-temanku.
Akhirnya kau mengenalku begitu pula aku mengenalmu.
Mungkin kau merasa bahwa pertemuan pertamamu denganku saat kau memperkenalkan diri.

Tapi ketahuilah, bahwa...
Pertemuan pertama kita adalah,
Ketika kita berjumpa di tempat yang sama,
Disaat kita masih belum saling mengenal.

Dan saat itu, hanya akulah yang tahu.




Kamis, 09 Juli 2015

Hikmah Dari Kehilangan

#SharingTime
#Lifestory
#TrueStory



Jadi ingat di malam ketiga Ramadhan, saat saya mengikuti acara di masjid At-tin. Acaranya 3 hari 2 malam. Singkat cerita di hari pertama acara menjelang maghrib  ada musibah ponsel saya hilang :(

Sempat panik, dan hampir tidak fokus saat ibadah tarawih karena selalu kepikiran ponsel saya yang hilang.
Namun saya sadar,  saya mengikuti  acara ini untuk beribadah. Mencari cinta dan ridha dari sang illahi.

Akhirnya saya memutuskan untk kembali fokus dengan ibadah saya, dan tanpa saya sadari saya tidak memikirkan ponsel saya lagi. Kebiasaan saya sama seperti hari-hari biasa, terlihat ceria bercanda ngobrol asik bareng temen dan lain-lain.

Hingga sampai di hari terakhir acara, saya kembali teringat dengan ponsel saya. Kemudian saya menanyakan pada panitia.

"Maaf ka, ponsel saya sudah ketemu apa belum yah?" Ujar saya

"Loooh? Ponsel kamu belum ketemu?" Ujar salah satu panitia itu dengan kaget

Sambil tersenyum saya menggeleng-gelengkan kepala menandakan 'belum'

"Saya kira sudah ketemu. Habisan kamu selama acara cerita terus sih, gak keliatan lagi kehilangan ponsel."

"Memangnya kalau kita punya musibah harus selalu larut dalam kesedihan ya kak." Celoteh saya.

Dan panitia itu hanya terdiam dan tersenyum saja. Kemudian dia mengatakan akan berusaha mencarinya lagi dengan panitia yang lainnya.

-------

Teman-teman, dari pengalaman yang saya alami, bisa diambil pelajaran bahwa jika kita mengalami musibah jangan pernah kecewa dan selalu larut dalam kesedihan apabila musibah itu terjadi kepada kita.

Ingatlah bahwa ini sudah merupakan takdir serta rencana yang sudah Allah berikan kepada kita. Walaupun terkadang rencana yang kita inginkan tidak tercapai, percayalah bahwa sesungguhnya Allah sebaik-baiknya perencana.

Dan hal lain dari hikmah yang saya dapat adalah, dengan hilangnya ponsel saya, bisa jadi itu merupakan teguran untuk saya karena Cinta-Nya kepada saya.
Dia memberikan musibah itu saat saya berada di masjid, agar saya bisa lebih fokus dan benar-benar beribadah serta memohon doa kepada-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya tanpa ada halangan apapun.

Biasanya orang akan terganggu karena hadirnya ponsel di sisi kita, sehingga ibadah kita tidak fokus. Daaaaan, inilah hikmah yang saya ambil dari musibah yang saya alami.


Allah, Allah, Allah, Allah, Allah
Allah Maha Baik, Allah, Allah, Allah
Allah, Allah, Allah, Cinta-Mu Allah, Allah, Allah

Saya sadar betapa indahnya rencana yang telah Allah berikan kepada saya. Walaupun sampai saat ini ponsel saya belum ditemukan, semoga Allah bisa menggantikan yang lebih baik.

Terima kasih wahai pembaca bulog saya, karena sudah membacanya sampai selesai. Semoga kisah saya ini bisa di ambil hikmahnya, dan berhati-hati dalam menjaga barang. Semoga apa yang kalian lakukan diridhai oleh Allah SWT aamiin.

#SemangatRamadhan

Selamat Malam :)

Bogor, 9 Juli 2015

Diah Ayuningtias

Alumni Young Trainer Academy and Part of Lingkar Trainer Muda Indonesia.

Ngobrol asik bareng diah?
Follow
Twitter : @_diahayu11
Facebook: Diah Ayu Ningtias
Indofarma: _diahayu11