Menulis,
Seseorang
yang menulis sebuah artikel, bukan berarti dia adalah penulis profesional.
Semua orang berhak untuk menulis. Menulis pengalaman hidup dari narasumber itu
sendiri, artikel inspirasi, bagaimana caranya membuat sesuatu, dan sebagainya.
Yang membedakan seorang penulis profesional dengan orang yang hobby menulis
adalah bagaimana cara dia menulis kerangka tulisan yang kuat, gaya bahasa,
judul, paragraf pertama, argumentasi, dan kesimpulan.
Saya
pribadi merasa belum pantas untuk dikatakan sebagai seorang penulis, apalagi
penulis profesional. Tidak mudah untuk membuat tulisan yang sangat sempurna.
Menghasilkan sebuah tulisan yang sempurna, mungkin perlu berkai-kali
pengulangan dalam memperbaiki tulisan. Selesai, di perbaiki. Selesai, perbaiki,
Berulang-ulang sampai tulisan itu menjadi “sempurna”. Butuh kesabaran yang
ekstra. (pengalaman Pribadi hehehe..
Ada
seseorang yang mengatakan kepada saya (Teman YTA 4), bahwa jika ingin menulis
itu harus peka dan selektif. Saya selalu berusaha bagiamana caranya agar
tulisan yang saya buat menjadi tulisan yang dapat menginspirasi dan memengaruhi seseorang serta menjadi
tulisan yang berkualitas bahkan layak untuk diterbitkan di media cetak. Itu
yang dinamakan kepekaan seorang penulis. Yang kedua selektif, seperti yang saya
bilang sebelumnya untuk menjadi seorang penulis
harus memperhatikan kerangka tulisan, pemilihan gaya bahasa yang baik, judul
yang tajam, kekuatan pada paragraf pertama, dan kesimpulan yang tuntas. Itu
yang dinamakan selektif.
Dulu
saya sering kali mengeluh apabila harus membuat sebuah tulisan. Malas, tidak
ada inspirasi, bahkan tidak ada waktu untuk membuat tulisan di laptop. Namun
setelah saya renungi, untuk menulis itu bisa dengan apa aja. Tidak harus menggunakan
laptop atau komputer. Bahkan ketika kita sedang berpergian, menulis dengan
menggunakan tangan pun bisa. Saya harus membiasakan diri untuk menulis. Karena
semakin kita banyak berlatih menulis, semakin bertambahlah kemampuan kita. Itu
yang saya alami akhir-akhir ini. Butuh kecakapan dalam merangkai kata, agar
pembaca bisa memaknai arti tulisan yang ditulis.
Pernah
nonton film The Karate Kid ? di dalam
film itu, sang tokoh utama Dre Parker berjuang untuk mencari ilmu karate.
Walaupun ia tidak pandai, dia mati-matian belajar dan bersabar dalam mencari
ilmu. Dan dengan kesungguhannya, akhirnya ia bisa menguasai ilmu karate dan
memenangkan turnamen karate. Sama halnya seperti menulis, walaupun kita tidak
pandai merangkai kata-kata, jika kita terus belajar dan terus bersabar,
keahlian dalam menulis itu akan datang. Itu yang sedang saya harapkan sekarang.
So
guys, jangan pernah merasa menjadi orang yang biasa-biasa aja. Jangan merasa
menjadi orang yang lemah dalam menulis. Saya orang biasa, saya tidak punya kemampuan
menulis, tetapi saya akan berjuang karena dengan ketekunan belajar dan
kesabaran InsyaAllah, Allah akan meridhai setiap apa yang kita inginkan J Bukan bermaksud menggurui, tetapi kita
sama-sama belajar disini.
“Keberuntungan akan berpihak kepada mereka
yang terus menerus mencoba, terus-menerus belajar, dan terus-menerus berbagi”
“Menyerah itu bukan menunjukkan besarnya
hambatan, tapi itu Cuma menunjukkan bsarnya alas an dan kemalasan”
“Kadang kita belajar,
Kadang kita mengajar. Setiap orang adalah murid seekaligus guru.
Pandai-pandailah kita memetik pelajaran dari setiap orang dan setiap kejadian.”
“DOA bukanlah senjata
cadangan Justru DOA adalah senjata andalan”
-Ippho Santosa-
Diah Ayuningtias
Follow Teitter: @_diahayu11
0 komentar:
Posting Komentar