Sahabat, kali
ini saya mengawali tulisan saya yang sederhana ini, saya ingin mengajukan
pertanyaan kepada sahabat semua. Di antara tiga tipe orang yang saya ceritakan,
manakah yang paling sahabat sukai.
Pertama, tipe
orang ini adalah mereka yang suka memotong pembicaraan orang lain. Jadi, setiap
apa yang kita ingin ceritakan kepada orang tipe ini, dan mereka tau apa yang
akan kita ceritakan, dengan sekejap mereka langsung memotong pembicaraan yang
ingin kita katakana. “Oh, cerita seperti
itu. Aku sudah pernah mendengarnya. Ada
yang lain?”
Apakah sahabat
suka orang seperti ini?
Kedua, tipe
orang ini suka menengok kekanan kekiri dan tidak fokus mendengarkan pembicaraan
yang sedang kita bicarakan. Seringkali dia asyik sendiri bermain gadget-nya menerima chattingan di BBM
atau WhatsApp.
Apakah sahabat
pernah diperlakukan seperti ini?
Ketiga, tipe
orang ini sepenuhnya mendengarkan apa yang kita bicarakan. Mereka mendengarkan
pembicaraan kita dengan baik tanpa memotong pembicaraan. Mereka memfokuskan
matanya ke wajah kita saat kita sedang berbicara. Terkadang mereka
manggut-manggut mendengarkan apa yang sedang kita bicarakan. Seluruh alat
komunikasi yang mereka miliki
dimatikan ketika sedang berbicara dengan kita. Sesekali keluar kalimat
sanjungan yang diberikan mereka sebagai bentuk respon yang baik atas cerita
kita.
Pertanyaan saya,
diantara tiga tipe ini, mana yang paling sahabat suka? Jika jawaban sahabat
orang ketiga, SAYA UCAPKAN SELAMAT. Karena tipe orang ketiga adalah kategori
pendengar yang baik
Kenapa kita
harus menjadi pendengar yang baik?
Allah memberi
kita dua telinga dan satu mulut, artinya kita diperintahkan untuk banyak
mendengar dibandingkan berbicara. Namun saat ini, sudah terlalu banyak orang
yang hanya banyak berbicara namun sedikit mendengar. Padahal dengan kita bisa
menjadi pendengar yang baik, kemungkinan besar kita bisa mempengaruhi orang
lain dengan baik.
Karena dengan
mendengar, kita tahu bagaimana cara orang-orang menjalani hidup bahagia seperti
apa, dengan mendengar kita bisa tahu apa yang diinginkan seseorang untuk
menjadi lebih baik, dengan mendengar kita bisa mengoreksi diri sendiri apa yang
harus diperbaiki. Dengan mendengar,
tentunya kita bisa menyampaikan pesan kepada orang lain atas apa yang telah kita
dengar.
Tetapi, fenomena banyak berbicara sedikit
mendengar sering terjadi pada orang-orang yang sudah merasa hebat, orang-orang
yang sudah merasa bahwa dirinya tidak perlu mendengar, sehingga dia lebih
senang berbicara daripada mendengar pesan dan saran orang lain.
Maka sahabat,
para Trainer Muda dan Inspirator Cerdas Mulia, sebelum kita menjadi pembicara
yang baik, alangkah baiknya jika kita bisa menjadi pendengar yang baik. Sifat-sifat
dari pendengar yang baik adalah mereka yang memberikan kesempatan orang untuk
berbicara tanpa memotong pembicaraan walaupun terdapat beberapa kesalahan
didalamnya, tidak terlalu banyak memberikan komentar dan jawaban yang tidak
terlalu penting. Memberikan komentar yang sopan dan bijaksana, tidak
menyakitkan hati lawan bicara.
Maka tak heran
jika, orang yang telah menjadi pembicara yang baik, merupakan seni menaklukan
hati para lawan bicara dan tak jarang pula dia disukai banyak orang, terutama
yang pernah menjadi lawan bicaranya. Jadi sahabat, mari kita belajar untuk bisa
menjadi pendengar yang baik.
“Wahai anakku, jika engkau mengikuti
pembicaraan ulama, hendaklah engkau lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Belajarlah menjadi pendengar yang baik, sebagaimana engkau belajar menjadi
pembicara yang baik. Dan janganlah kamu memotong pembicaraan seseorang meski
panjang lebar, hingga ia menyelesaikannya sendiri.”
- Hasan
bin Ali RA-
Sahabat, yuk
mulai dari sekarang, kita belajar untuk menjadi seorang pendengar yang baik.Semoga
bermanfaat J
Diah
Ayuningtias
follow
twitter: @_diahayu11
0 komentar:
Posting Komentar