Rabu, 18 Februari 2015

Mari Menjadi Pedengar Yang Baik

Sahabat, kali ini saya mengawali tulisan saya yang sederhana ini, saya ingin mengajukan pertanyaan kepada sahabat semua. Di antara tiga tipe orang yang saya ceritakan, manakah yang paling sahabat sukai.

Pertama, tipe orang ini adalah mereka yang suka memotong pembicaraan orang lain. Jadi, setiap apa yang kita ingin ceritakan kepada orang tipe ini, dan mereka tau apa yang akan kita ceritakan, dengan sekejap mereka langsung memotong pembicaraan yang ingin kita katakana. “Oh,  cerita seperti itu. Aku sudah pernah mendengarnya.  Ada yang lain?”
Apakah sahabat suka orang seperti ini?

Kedua, tipe orang ini suka menengok kekanan kekiri dan tidak fokus mendengarkan pembicaraan yang sedang kita bicarakan. Seringkali dia asyik sendiri bermain gadget-nya menerima chattingan di BBM atau WhatsApp.

Apakah sahabat pernah diperlakukan seperti ini?
Ketiga, tipe orang ini sepenuhnya mendengarkan apa yang kita bicarakan. Mereka mendengarkan pembicaraan kita dengan baik tanpa memotong pembicaraan. Mereka memfokuskan matanya ke wajah kita saat kita sedang berbicara. Terkadang mereka manggut-manggut mendengarkan apa yang sedang kita bicarakan. Seluruh alat komunikasi yang mereka miliki dimatikan ketika sedang berbicara dengan kita. Sesekali keluar kalimat sanjungan yang diberikan mereka sebagai bentuk respon yang baik atas cerita kita.

Pertanyaan saya, diantara tiga tipe ini, mana yang paling sahabat suka? Jika jawaban sahabat orang ketiga, SAYA UCAPKAN SELAMAT. Karena tipe orang ketiga adalah kategori pendengar yang baik

Kenapa kita harus menjadi pendengar yang baik?

Allah memberi kita dua telinga dan satu mulut, artinya kita diperintahkan untuk banyak mendengar dibandingkan berbicara. Namun saat ini, sudah terlalu banyak orang yang hanya banyak berbicara namun sedikit mendengar. Padahal dengan kita bisa menjadi pendengar yang baik, kemungkinan besar kita bisa mempengaruhi orang lain dengan baik.

Karena dengan mendengar, kita tahu bagaimana cara orang-orang menjalani hidup bahagia seperti apa, dengan mendengar kita bisa tahu apa yang diinginkan seseorang untuk menjadi lebih baik, dengan mendengar kita bisa mengoreksi diri sendiri apa yang harus diperbaiki.  Dengan mendengar, tentunya kita bisa menyampaikan pesan kepada orang lain atas apa yang telah kita dengar.
 Tetapi, fenomena banyak berbicara sedikit mendengar sering terjadi pada orang-orang yang sudah merasa hebat, orang-orang yang sudah merasa bahwa dirinya tidak perlu mendengar, sehingga dia lebih senang berbicara daripada mendengar pesan dan saran orang lain.

Maka sahabat, para Trainer Muda dan Inspirator Cerdas Mulia, sebelum kita menjadi pembicara yang baik, alangkah baiknya jika kita bisa menjadi pendengar yang baik. Sifat-sifat dari pendengar yang baik adalah mereka yang memberikan kesempatan orang untuk berbicara tanpa memotong pembicaraan walaupun terdapat beberapa kesalahan didalamnya, tidak terlalu banyak memberikan komentar dan jawaban yang tidak terlalu penting. Memberikan komentar yang sopan dan bijaksana, tidak menyakitkan hati lawan bicara.

Maka tak heran jika, orang yang telah menjadi pembicara yang baik, merupakan seni menaklukan hati para lawan bicara dan tak jarang pula dia disukai banyak orang, terutama yang pernah menjadi lawan bicaranya. Jadi sahabat, mari kita belajar untuk bisa menjadi pendengar yang baik.
Wahai anakku, jika engkau mengikuti pembicaraan ulama, hendaklah engkau lebih banyak mendengar daripada berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik, sebagaimana engkau belajar menjadi pembicara yang baik. Dan janganlah kamu memotong pembicaraan seseorang meski panjang lebar, hingga ia menyelesaikannya sendiri.” 
Hasan bin Ali RA-

Sahabat, yuk mulai dari sekarang, kita belajar untuk menjadi seorang pendengar yang baik.Semoga bermanfaat J


Diah Ayuningtias
follow twitter: @_diahayu11


0 komentar:

Posting Komentar